You need to enable javaScript to run this app.

Refleksi Pemikiran KHD tentang Menguasai Diri dan Pendidikan Budi Pekerti

  • Jum'at, 26 Mei 2023
  • adminweb
  • 0 komentar
Refleksi Pemikiran KHD tentang Menguasai Diri dan Pendidikan Budi Pekerti

Poin pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) yang menjadi fokus refleksi pada tulisan ini adalah terkait perlunya menguasai diri dalam pendidikan budi pekerti. Konten daripada pemikiran KHD sendiri penulis akses dari modul 1 pendidikan guru penggerak dan disusun oleh Simon Petrus Rafael. Dalam modul itu kemudian disebutkan bahwa karya asli dari pemikiran KHD sendiri dipublikasikan pada tahun 1936 dengan judul “Dasar-dasar Pendidikan”. Dari karya itu lah, KHD menuangkan gagasan filosofisnya, termasuk pandangan tentang menguasai diri dalam pendidikan budi pekerti.

KHD berpandangan bahwa manusia itu memiliki tabiat, ada yang bisa dirubah dan tidak dapat berubah. Dengan meminjam teori konvergensi, KHD menyebut watak manusia ada 2 bagian, yaitu bagian yang berkaitan dengan kecerdasan dan bagian yang berhubungan dengan aspek biologis. Yang pertama bisa dipengaruhi dengan pendidikan adapun bagian kedua tidak dapat berubah selama hidup. Bagian pertama contohnya kekuatan pemikiran dan yang kedua maksudnya rasa takut, malu, kecewa dst.

Termasuk rasa yang tidak berubah menurut pandangan KHD dalam diri manusia adalah rasa beragama. Pada modul 1 untuk pendidikan guru penggerak, penjelasannya tidak dielaborasi lebih lanjut, namun demikian penulis bisa memahami kemana arah pemikiran KHD tentang rasa beragama tidak bisa dirubah.

Maksudnya, semua manusia merasakan butuh kepada Zat Yang Maha Mengendalaikan seluruh kehidupan jagat raya ini meskipun ada insan yang alam pikirannya mengingkari keberadaan Tuhan. Refleks dari manusia akan terucap ketika mendapatkan sesuatu kesulitan yang dihadapinya dengan suatu ungkapan, Ya Tuhan ku. Dalam bahasa studi agama Islam dikenal kemudian istilah fitrah. Ini tidak dapat dirubah oleh keadaan apapun. Manusia mau disebut modern atau post modern, sampai akhir hayat tetap akan butuh pada rasa agama, butuh kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Kuasa.

Manusia memiliki watak baik dan buruk, ungkap KHD. Kecerdasan manusia bisa menutupi sementara tabiat baik dan buruk bawaan manusia itu. Kemampuan manusia untuk menguasai diri (zelfbeheersching) secara tetap dan kuat akan dapat melenyapan atau mengalahkan tabiat-tabiat biologis yang tidak baik.

Pada konteks pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti yang penulis refleksikan di kelas selama mengabdi menjadi guru di SMK, pandangan filosofis yang KHD ungkapkan menemukan irisan atau persamaan pandangan. Dalam upaya agar siswa dapat menguasai dirinya dari rasa malas, bodoh, tidak peduli dengan aturan dsb., penulis senantiasa mengawali kegiatan belajar dengan berdoa dan berliterasi kitap suci.

Dengan mengawali kegiatan belajar dengan berdoa, penulis sedang berusaha untuk menghidupkan dan menuntun tabiat baik manusia akan rasa beragama. Kecerdasan spiritual siswa sedang penulis aktifkan agar merasakan bahwa bisa berada di tengah kelas, hadir tepat waktu bagian dari curahan kasih sayang Tuhan yang diberikan kepada manusia. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa berikan kepada manusia untuk beraktifitas sehari-hari. Untuk bagian berdoa ini, penulis libatkan siswa sebagai pemandunya.

Berikut adalah pengantar doa yang biasa siswa bacakan ketika dipelajaran agama Islam bimbingan penulis:

Assalamu Alaikum Wr Wb

  • Teman-teman sekalian, sebelum kita memulai belajar hari ini, mari kita membaca ummul kitab. Kita niatkan bersama dan selipkan doa:
  • Semoga setiap huruf yang akan kita baca menjadi penghapus dosa-dosa kita, keluarga, guru dan orang tua (amin);
  • Selanjutnya semoga orang tua kita senantiasa dalam keselamatan dan dimudahkan menjemput rezeki yang halal lagi berkah (amin);
  • Terakhir, semoga kita yang sedang belajar di sekolah senantiasa dalam perlindungan Allah dan dimudahkan menyerap ilmu yang berguna (amin):
  • Alfatihah…

Setelah berdoa, penulis mengajak mereka melakukan tadarus bersama meski cuma lima ayat. Penulis ikut menuntun dan membersamai kegiatan tadarus ini yang dalam istilah lain dapat juga dinamakan sebagai literasi kitab suci. Vidio penulis tentang kegiatan ini bisa ditinjau melalui tautan berikut: https://youtu.be/t-ajFvS0uhk .

Penulis sebutkan berliterasi kitab suci, karena setelah 5 ayat dibaca berirama indah bersama-sama, penulis mengajak siswa untuk memahami kandungan ayat yang barusan di tadarus kan bersama. Dengan begitu, siswa mengetahui apa yang dikehendaki oleh Sang Maha Esa dan Maha Kuasa. Siswa menjadi mengetahui arah hidupnya dari kitab suci. Siswa jadi mengerti makna kehadiran dan kelahirannya di bumi untuk apa.

 

Kegiatan yang penulis lakukan diatas lah yang dalam kontek pemikiran pendidikan KHD sebagai upaya menguatkan peserta didik untuk menguasai dirinya agar tabiat-tabiat biologis yang tidak baik bisa melemah digantikan tabiat-tabiat yang baik semakin menguat seperti tanggung jawab, disiplin, peduli kepada sesama.

Selamat kepada para pendidik yang hingga titik ini tidak mengalami perubahan orientasi sebagi guru, yaitu fokus menyiapkan generasi penerus yang mencintai bangsanya, menjaga sifat kemanusiaan yang positif dan menebar kebaikan dimanapun berada serta dengan sepenuh hati menuntun siswa menemukan prestasi terbaiknya.

Penulis: Didi Purnomo, MA (GPAI SMKN 2 Balikpapan)

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Edy Widodo, S.Pd

- Kepala Sekolah -

(Sambutan Plt. Kepala Sekolah) Assalamu'alaikum wr.wb Alhamdulillah, Puji Syukur kami panjatkan kehadirat-Mu Ya Allah Tuhan Yang Maha Esa atas...

Berlangganan
Banner