SMK Negeri 2 Balikpapan

Jl. Soekarno Hatta Gn. Samarinda Balikpapan

"Tiada Hari Tanpa Prestasi"

Memori

Senin, 19 Februari 2024 ~ Oleh kesiswaan ~ Dilihat 42 Kali

Dinginnya Suhu AC di Cafe membuat lelaki itu Mengusap-usap Kulit yang berwarna putih pucat, Kopi yang dipesannya Sesekali ia Seruput Untuk Menghangatkan tubuhnya.

Kenangan Manis bercampur pahit Seketika terlintas di dalam pikirannya. la teringat bagaimana awal mula Cintanya di Mulai, Cinta putih abu-abu Yang Menyenangkan Sekaligus trauma Yang mendalam baginya.

 

3 tahun Yang lalu.....

 

Gadis berkulit Putih, berambut Hitam Pekat yang digerai, Menghampiri lelaki yang sedang duduk Sambil menikmati bakso di kantin SMA Bina Bangsa. “Hai Selatan” Sapa Gadis itu dengan Senyum. "Hai Senja, pas banget Udah aku Pesanin Makanan nih” ucap Selatan sambil menyodorkan Makanannya di depan Senja. "Ah peka banget udah di pesanin dulu!” Kata Senja sambil mengatur posisi duduknya agar nyaman. Mereka menikmati bakso mang ujang dengan lahap, Sambil mengobrol dan bercanda.

 

“Kring Kring Kring”

 

 Bel terdengar dengan lantang, seluruh siswa yang berada di luar kelas kini kembali memasuki kelas. Pelajaran pun dimulai, 3 Jam telah berlalu. 

 

“Kring Kring Kring”

 

Bel yang dinanti-nantikan para murid yaitu bel pulang Sekolah. "Senja, Nanti pulang bareng yuk, kita makan dulu aku laper soalnya" Ucap Selatan. "Hmmm... gimana ya, Yaudah deh boleh” jawab Senja sambil memasukkan buku ke dalam tas.

 

Selatan pergi duluan keparkiran Sekolah dan Senja menunggunya di halte sekolah, tak lama kemudian motor ninja berwarna merah berhenti di depan Senja. Selatan Membuka kaca helmnya "Ayo!" Seru Selatan.

 

Senja yang Sadar bahwa itu Selatan, la Segera naik ke motor tersebut Ramainya kota Balikpapan Sudah Menjadi ciri khasnya, Selatan Melajukan Motornya dengan kecepatan rata-rata, Setengah Jam Mereka baru sampai ke tempat yang mereka tuju yaitu sate kambing Bu Minah. 

 

 

Sate kambing Bu Minah sangat enak dan sangat populer, warung pojok yang berada di pinggir Jalan, dan memiliki tempat yang berisi kursi, meja dan alat makan lainnya. Pesanan mereka pun diantar, mereka mengobrol sambil melanjutkan aktivitas makannya, Setelah itu Makanan mereka Pun habis kini saatnya mengantarkan Senja pulang ke apartemennya. Jarak Warung Bu Minah ke apartemennya Senja memakan waktu Hampir I Jam, awan tebal berwarna gelap menandakan bahwa hujan akan turun, kemudian rintik-rintik hujan pun mulai berjatuhan.

 

“enggak usah neduh, aku suka hujan” ucap Senja sambil berteriak karena suara angin lebih keras. ” Seriusan nih?” tanya Selatan khawatir. ”Iya” Jawab Senja.

 

Senja pun menikmati hujan di sore hari, Senja Sangat merindukan hujan Seperti ini dan la baru merasakan lagi. Mereka memasuki parkiran apartemen Senja setelah mengatur posisi motornya, setelah Menurunkan standar motornya dan melepas helm, Senja menyodorkan helm yang ia pakai sambil tersenyum. Tiba-tiba lampu di parkiran mati, Selatan dan Senja tidak bisa melihat apa-apa, Selatan mengambil handphone yang berada di dalam tasnya.

 

BRUKKK!!! Suara itu terdengar di telinga Selatan, buru-buru la mengambil handphonenya dan menghidupkan Flash. Selatan mengarahkan cahaya tersebut di sekelilingnya, la terkejut dengan apa yang dilihat. Senja Yang Sudah berbaring lemas dengan penuh darah di kepalanya.

 

“ Jaaa, bertahan sebentar “ ucap Selatan, tak terasa air matanya pun jatuh. Rasa khawatir, sedih, emosi, bercampur Jadi Satu.

 

Senja Sudah berada diruang ICU, Selatan sudah menelpon orang tua senja agar datang kesini, Selatan duduk di samping pintu ICU. Orang tua Senja pun sudah datang dan ikut duduk di samping Selatan dan menanyakan apa yang kejadian sebenarnya terjadi, Selatan pun menceritakan semua kejadian itu. Semua Dokter keluar dari ruang ICU, Mereka bertiga menghampiri dokter tersebut dan bertanya bagaimana keadaan Senja. Dokter Tersebut membuka maskernya. “pasien harus di bawa keluar negeri agar mendapat perawatan yang bagus dan Segera Sadar dari komanya!” ucap dokter, lalu Pergi Meninggalkan mereka. Ibu Senja hanya menangis di pelukan suaminya, namun Sebisa mungkin suaminya menyenangkannya.

 

Selatan membuyarkan lamunannya, tanpa Sadar air matanya kembali jatuh ketika mengenang masa lalunya itu. Kopi yang la pesan Segera la habiskan karena sebentar lagi ia akan ada Janji dengan temannya.

Karya : Nabilah Rasiyah Widjaya

Editor : Siti Fatimah Noor A M

Guru Pembimbing : Laelatul Fitria, S.Pd

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT