SMK Negeri 2 Balikpapan

Jl. Soekarno Hatta Gn. Samarinda Balikpapan

"Tiada Hari Tanpa Prestasi"

Filosofi Kehidupan

Senin, 19 Februari 2024 ~ Oleh kesiswaan ~ Dilihat 51 Kali

Suatu hari ada seorang anak yang sedang sibuk mengangkut barang di pasar, Raihan namanya. Raihan adalah anak yatim piatu yang hidup seorag diri di rumah peninggalan orang tuanya. Saat ini Raihan berusia 16 tahun dan duduk di bangku kelas 11 SMA. Raihan hidup dalam serba kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan hidipnya, sehari-hari ia bekerja sebagai buruh angkut barang di pasar. Setelah pulang sekolah ia lagsung pergi ke pasar untuk bekerja dan pulang saat jam 8 malam. Raihan juga dikenal sebagai anak yang suka menolong. Ia selalu menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan tanpa mengharapkan imbalan sedikit pun. Ia mejadi disukai oleh banyak orang karena kebaikannya itu.

Hari ini setelah Raihan pulang sekolah ia pulang ke rumah terlebih dahulu untuk mengganti pakaian lalu segera berangkat ke pasar. Namuntidak seperti biasanya, pasar terlihat sangat ramai. Banyak orang yang memakai jasanya. Raihan mengangkat barang dari satu tempat ke tempat lain secara bergantian. Hingga tak terasa matahari telah terbenam. Waktu menunjukkan pukul 4 malam. Setelah istirahat sejenak, Raihan memutuskan untuk pulang lebih awal karena ia harus mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya.

Dari kejauhan ia melihat pintu rumahya terbuka lebar, padahal Raihan yakin sekali bahwa ia telah menguncinya. Dengan segera ia berlari tergesa-gesa takut hal yang buruk terjadi. Setelah sampai di depan rumahnya, ia segera masuk dan memeriksa keadaan rumah. Sepi, tidak ada seorang pun selain dirinya. Namun saat ia memeriksa kamar tidurnya, betapa terkejutnya Raihan saat melihat isi lemarinya telah berantakan dan seluruh baju miliknya tergeletak begitu saja di lantai. Seketika Raihan menjadi panik, karena lemari adalah tempat ia menyimpan seluruh barang-barang berharga miliknya.

Hal yang ia takutkan terjadi. Seluruh tabungan yang selama ini ia kumpulkan telah dicuri. Dengan segera ia berlari keluar dan berteriak membuat beberapa tetangga keluar menghampirinya.

”Apa yang terjadi, Raihan ?” tanya salah satu tetangganya.

”Rumah saya baru saja kemalingan, pak. Apa yang harus saya lakukan sekarang?”

”Maling itu lari ke arah mana? Apakah kamu melihatmya?”

”Tidak, Pak. Saat saya pulang malingnya sudah tidak ada,”

”Baik, sekarang kamu tumggu disini saja, biar kami yang akan mecari maling itu.”

Dengan segera mereka berpencar untuk mencari maling itu. Reihan hanya bisa tertududuk dan mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Sembari menunggu, tetangga-tetagga lainnya membantu menenangkan Raihan dan memberinya segelas air. Tidak lama kemudian, tetangganya yang mencari maling tersebut kembali. Mereka megatakan bahwa mereka tidak bisa menemukan maling itu. Reihan pun mengucapkan terima kasih kepada mereka dan meminta mereka untuk kembali ke rumah karena hari telah semakin larut.

Keesokan harinya, Reihan terbangun karena ia mendengar suara ketukan pintu dari arah ruang tamu. Ia terkejut karena di luar rumahnya telah banyak orang. Dengan segera, Raihan pun keluar untuk menemui mereka.

”Maaf, ada apa ya ramai-ramai begini?” tanya Raihan.

”Jadi begini Raihan, kami mendengar bahwa kamu baru saja kemalingan, kami ingin membantu kamu. Jumlahnya memang tidak terlalu banyak, tapi kami harap ini bisa membantu kamu. Mohon diterima ya,” ucap salah satu tetangganya.

”Astaga mengapa kalian melakukan ini? Kalian tidak perlu repot-repot seperti ii,”

”Tidak merepotkan, Raihan. Ini adalah balas budi kami kepada kamu. Kamu selalu membantu kami saat kami sedang membutuhkan bantuan, sekarang saatnya kami yang membantu kamu, sudah seharusnya tetangga salig menolong seperti ini, bukan?”

”Terima kasih semuanya, saya merasa sangat terbantu sekali dengan pemberian kalian. Saya kalian ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, karena kita sebagai manusia harus saling membantu, sekali lagi terima kasih.”

Raihan tidak menyangka orang-orang yang telah dibantunya akan membantunya juga di saat Raihan sedang membutuhkan bantuan. Ia merasa sangat terbantu dengan pemberian tetangganya ini. Sudag seharusnya sesama manusia saling tolong menolong karena manusia hidup secara berdampingan. Inilah cara bagaimana hidup seharusnya. 

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT