SMK Negeri 2 Balikpapan

Jl. Soekarno Hatta Gn. Samarinda Balikpapan

"Tiada Hari Tanpa Prestasi"

Kata Ajaib

Kamis, 10 Februari 2022 ~ Oleh picWEB3 ~ Dilihat 902 Kali

Oleh Windah Lestari

 

     Saat ini aku masih berusia 16 tahun. Aku masih duduk di bangku SMK kelas 11. Berbeda dengan teman-teman sebayaku yang menghabiskan masa remajanya dengan banyak bermain dan bersantai ria, aku malah  menghabiskan masa remajaku dengan mencoba berjualan secara online. Kalau ditanya seru atau tidak, ya, lumayan lah, banyak pengalaman yang kupelajari. Apalagi, kalau sudah ada pesan masuk orderan. Beuh, senangnya pakai banget hehehehe...

      Pada suatu hari, aku senang banget karena ada yang order jualanku. Tetapi, si pembeli ini meminta pesanannya untuk di antar ke rumahnya.

     Aku pergi ke rumahnya dan syukurnya alamat rumahnya tidak jauh dari rumahku. Tetapi sesampai di sana, aku tidak tahu kalau jalanannya lumayan sempit, jadi aku terjebak di jalan itu yang membuat aku tidak bisa berputar kembali menuju jalan pulang. Sialnya lagi, di sekitar situ tidak ada orang alias sepi. Jadi, aku bingung banget harus minta tolong ke siapa.

     "Duh, bagaimana ini!", ucapku panik dalam hati. Sangking paniknya, secara tidak sadar aku malah menancap gas sampai menabrak jendela rumah orang dan yah, aku jatuh bersama motorku. "Dubrakkk...!!” “Kenapa ituu!" ucap si pemilik rumah. "Aduh, maaf, Tante, Om, saya beneran nggak sengaja. Maaf banget, Tante", ucapku merasa bersalah.

   Beberapa saat kemudian, warga sekitar mulai bermunculan. Para Bapak-bapak membantuku dan Ibu-ibu mulai memperhatikanku. "Om, boleh bantuin saya kah, Om?" ucapku panik. "Kamu nggak papa kan? Sini, saya bantu naikin motornya." Ucap si Bapak.

     Setelah selesai dibantu oleh warga, yang kulakukan hanya meminta maaf terus menerus kepada warga sekitar, terutama pada si pemilik rumah. Perasaanku benar benar campur aduk, takut dimarahi ibu di rumah, takut dimarahin orang di sekitar situ, takut disuruh ganti rugi dan panik banget karena sudah membuat kekacauan di kampung orang. 

     Syukurnya, kaca jendelanya tidak ada yang pecah sama sekali. Para warga termasuk si pemilik rumah memaklumi perbuatanku, serta memaafkan kesalahanku.

    "Nggak papa, Nak, lain kali hati-hati, ya, Nak, lewat sini. Disini memang jalanannya agak sempit, kalau lain kali kesini lagi, mending nanti parkir di atas aja, ya, Nak." ucap salah satu Ibu-ibu di situ. Salah satu bapak menyuruhku untuk parkir di depan rumahnya saja. "Lain kali, parkir di depan rumah Om aja, dek, jadi enak buat mutarnya." Ucap si Bapak.

     Aku pun berterima kasih banyak kepada para warga yang telah membantuku. Setelah itu, aku mulai pergi mencari rumah si pembeli dan akhirnya ketemu. Kemudian aku kembali menuju ke lokasi motorku (ditempat aku jatuh tadi). Di sekitar jalan, masih ada para warga yang ramai membicarakanku. Tak henti-hentinya mulutku masih berkata maaf, maaf, dan maaf kepada warga sekitar. Tak lupa juga aku menyelipkan kata terima kasih. Setelah itu aku pamit pulang kepada mereka.

     Dari kejadian ini, aku belajar banyak. Aku tak merasa sedih berkepanjangan, melainkan kujadikan sebagai pelajaran hidup. Bahwasanya, ada tiga kata ajaib yang benar benar mampu membawa kita pada perubahan besar. Apa saja? Yaitu maaf, tolong, dan terima kasih.

Saat kita bersalah, jangan pernah sungkan untuk berkata maaf.

Saat kita sedang butuh, selipkanlah kata tolong pada permintaan kita.

Saat kita dibantu, jangan pernah lupa mengucap kata terima kasih.

Dengan mengucap tiga kata tersebut, orang yang terlibat bahkan diri kita sendiri, akan merasa lebih dihargai.

 


Biografi Penulis

 

Windah Lestari lahir di Balikpapan pada tanggal 6 Mei 2005, Ia adalah anak pertama dari empat bersaudara. Windah pernah menjadi lulusan dari SDN 009 Balikpapan, kemudian melanjutkan di SMPN 4 Balikpapan dan kini duduk di bangku SMK kelas 11 tepatnya di SMKN 2 Balikpapan jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran. Windah adalah seorang gadis biasa yang selalu berusaha belajar lebih baik dari sebelumnya. Memiliki usaha kecil-kecilan untuk belajar merasakan bagaimana rasanya memiliki penghasilan dengan keringat sendiri.

Semasa ia kecil, Windah selalu diajari untuk mengucapkan tiga kata penting. Hal kecil ini membuat ia selalu merasa tenang dan bahagia ketika mengucapkannya. Kata-kata yang dimaksud ialah “Maaf, Tolong dan Terima Kasih”.  Dimulai dari tiga kata ini, hidup Windah terasa lebih baik dari sebelumnya.

Jika ingin berteman denganku, find me on IG: @winn.daa_

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT